Analisis Kekuatan Angkatan Laut Indondesia
Oleh David Raja Marpaung
(email: davidrajamarpaung@gmail.com)
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut, atau disingkat TNI AL memiliki
tugas yang amat berat. Mereka harus mengamankan 3.544.743,9 kilometer
persegi lautan Indonesia. Saat
ini TNI AL memiliki kekuatan dua armada tempur yaitu armada barat dan
timur dengan alutsista utama 154 KRI dan 209 KAL, 2 divisi Marinir dan
sebaran pangkalan yang merata.
TNI AL memiliki 74 ribu personel aktif. Situs Global Firepower meyakini
kekuatan laut Indonesia mencapai 221 kapal perang. Jumlah tersebut terdiri atas 2 kapal selam, 6 kapal
frigat, 10 korvet, 16 korvet antikapal selam serta 21 kapal misil.
Sementara, terdapat 51 kapal patroli, 12 kapal penyapu ranjau serta 4
kapal transport amfibi.
Di bawah laut, TNI AL mengandalkan dua kapal selam andalannya, yakni KRI Cakra (401) dan KRI Nanggala (402). Indonesia juga masih menunggu kedatangan kapal kelas Chang Bogo dari Korea Selatan. Di permukaan laut, TNI AL memiliki kapal frigat buatan Belanda, yakni kelas Sigma yang diperkuat senjata jenis OTO Melara 76 mm, Oerlikon Millennium Gun system, VLS MICA SAM, Exocet MM40 Block III SSM dan triple torpedo tubes.Sedangkan kelas Ahmad Yani diperkuat senjata OTO Melara 76 mm, twin Simbad SAM, C-802 SSM atau Yakhont SS-N-26 SSM serta triple Mk 32 torpedo launchers. Selain kapal, TNI AL juga mengoperasikan 55 pesawat.
Di bawah laut, TNI AL mengandalkan dua kapal selam andalannya, yakni KRI Cakra (401) dan KRI Nanggala (402). Indonesia juga masih menunggu kedatangan kapal kelas Chang Bogo dari Korea Selatan. Di permukaan laut, TNI AL memiliki kapal frigat buatan Belanda, yakni kelas Sigma yang diperkuat senjata jenis OTO Melara 76 mm, Oerlikon Millennium Gun system, VLS MICA SAM, Exocet MM40 Block III SSM dan triple torpedo tubes.Sedangkan kelas Ahmad Yani diperkuat senjata OTO Melara 76 mm, twin Simbad SAM, C-802 SSM atau Yakhont SS-N-26 SSM serta triple Mk 32 torpedo launchers. Selain kapal, TNI AL juga mengoperasikan 55 pesawat.
Kekuatan Armada
Armada Barat
Pangkalann utama di
Tanjung Pinang dan Belawan, pangkalan pendukung Dumai, Batam, Natuna,
Lhok Seumawe, Sabang, Padang, Mempawah. Jumlah KRI berkisar 80-85 KRI
dari berbagai jenis (Fregat, Korvet, KCR, LPD, LST). Wilayah pengawasan
Armada barat adalah Selat Malaka, Selat Singapura, Laut Natuna, Selat
Karimata dan Pantai Barat Sumatera diperkuat dengan 3 Brigade Marinir.
Armada Tengah
Pangkalan utama di Surabaya dan Jakarta, pangkalan pendukung Makassar,
Balikpapan, Tarakan, Bitung, Cilacap, Teluk Lampung dan Benoa. Armada
Tengah diperkuat dengan 85-90 KRI dari berbagai jenis termasuk satuan
kapal selam, kapal rumah sakit. Wilayah pengawasannya adalah Selat
Sunda, Laut Jawa, Pantai Selatan Jawa, Selat Bali, Selat Lombok, Selat
Makassar dan Laut Sulawesi. Armada Tengah diperkuat dengan 4 Brigade
Marinir.
Armada Timur
Pangkalan utama di
Ambon dan Kupang, pangkalan pendukung di Merauke, Jayapura, Sorong dan
Ternate. Sebaran KRI berkisar antara 82-85 KRI dari berbagai jenis
(Fregat, Korvet, Kapal Selam). Wilayah pengawasan adalah Laut Timor,
Laut Arafuru, Laut Banda, Laut Maluku, Pantai Utara Papua. Mengingat
kontur laut di wiayah ini adalah laut dalam maka KRI yang beroperasi
adalah dari jenis Fregat dan Korvet. Armada Timur diperkuat dengan 3
Brigade Marinir.
Untuk menuju kekuatan tiga armada itu TN AL sudah melebarkan sayapnya
dengan membentuk pangkalan-pangkalan baru yaitu Teluk Bayur, Kupang,
Merauke, Tarakan. Sesuai skenario sebaran KRI maka setiap pangkalan
pendukung ditempatkan secara permanen satuan KRI minimal ada 3
korvet/Fregat dan 5 FPB untuk mengawasi perairan di sekitarnya. Di
pangkalan pendukung itu akan ditempatkan 1 batalyon pasukan marinir
pertahanan pangkalan. Sementara di pangkalan utama ada barisan Korvet,
Fregat, FPB, LPD, Kapal Selam dan lain-lain yang dikawal satuan Marinir
setingkat brigade lengkap dengan persenjataannya (Tank Amphibi, Panser
Amphibi, Rudal, Howitzer).
No comments:
Post a Comment